Kamis, 27 Desember 2012

TEORI DISIPLIN MENTAL


A. Pengertian Teori Disiplin Mental

Teori belajar disiplin mental berkembang sebelum abad ke-20. Teori ini tanpa dilandasi eksperimen dan hanya berdasar pada filosof atau spekulatif. Walaupun berkembang sebelum abad ke-20, namun teori disiplin mental sampai sekarang masih ada pengaruhnya, terutama dalam pelaksanaan pengajaran disekolah-sekolah. Teori ini menganggap bahwa secara psikologi individu memiliki kekuatan, kemamouan atau potensi-potensi tertentu. Belajar adalah pengalaman dari kekuatan, kemampuan dan potensi-potensi tersebut.

Teori belajar disiplin mental, merupakan salah satu pandangan yang mula-mula memberikan definisi tentang belajar yang disusun oleh filsuf Yunani bernama Plato. Pandangan filsafatnya yaitu tentang idealisme yang melukiskan pikiran dan jiwa yang bersifat dasar bagi segala sesuatu yang ada. Idealisme hanyalah ide murni yang ada di dalam fikiran, karena pengetahuan orang berasal dari ide yang ada sejak kelahirannya. Belajar dilukiskan sebegai pengembangan oleh fikiran yang bersifat keturunan. Kepercayaan ini kemudian dikenal sebagai konsep “Disiplin Mental” (Bell Gredler, 1994:21)

Dalam teori disiplin mental individu memiliki kekuatan, kemampuan atau potensi-potensi tertentu. Menurut Jean Jacques Rosseon, anak memiliki potensi-potensi yangmasih terpendam, melalui belajar anak harus diberi kesempatan untuk mengembangkan atau mengaktualkan potensi tersebut.

Menurut psikologi atau Faculty Psychology individu memilikimsejumlah daya-daya seperti daya mengenal, mengingat, menganggap, mengkhayal, berfikir dan sebagainya. Daya itu dapat dikembangkan melalui latihan dalam bentuk ulangan, kala anak dilatih banyak mengulang-ulang, menghapal sesuatu maka ia akan ingat terus akan hal itu.

Menurut rumpuan teori disiplin mental, dari kelahirannya atau secara herediter, anak telah memiliki potensi-potensi tertentu. Ada beberapa teori yang termasuk rumpun disiplin mental sebagai berikut:
  1. Teori disiplin mental Theistic, berasal dari psikologi daya seperti mengamati, menganggap, mengingat, berfikir, memecahkan masalah dan sebagainya.
  2. Teori disiplin mental Humanistik, lebih mementingkan keseluruhan – keutuhan.
  3. Teori disiplin mental Naturalisme, teori ini mempunyai potensi atau kemampuan untuk berbuat atau melaksanakan tugas, tetapi juga memiliki kemauan dan kemampuan untuk berkembang dan belajar sendiri.
  4. Teori disiplin mental Apresiasi, teori ini membantu anak untuk mempunyai kemampuan untuk mempelajari sesuatu dan menguasai pengetahuan selanjutnya. Demikian seterusnya, semakin tinggi pula masa apresiasinya.


B. Tujuan, Asumsi Dasar Disiplin Mental

Teori belajar disiplin mental menjadi dasar untuk disusunnya strategi dan model pembelajaran untuk diterapkan bagi siswa. Model pembelajaaran yang diaksud adalaah suatu perencanaan atau suatu pola yang menggunakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial serta untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran (Triyanto, 2007:1)

Dalam kalangan anak-anak, bsik dilngkungan keluarga ataupun disekolah, hamper semua aspek pembelajaran bisa dilakukan dengan cara disiplinn, seperti pembiasaan secara tetap akan suatu pekerjaan, latihan tetap terhadapsuatu keterampilan, disiplin diri dalam bertindak, disiplin mengendalikan diri, bekerja keras dengan disiplin tetap, serta adanya arahan-arahan motivasi dari pihak lain. Semua itu jika dilakukan akan menghasilkan manusia yang memiliki kemampuan unggul dibidang yang dikerjakannya atau dilatihnya secara disiplin tadi. Memang, pada asalnya disiplin dilakukan oleh adanya aturan-aturan eksternal, namun secara tidak langsung, jika hal itu dilakukan secara terus menerus dalam waktu yang lama akan menghasilkan perilaku disiplin internal.

Teori disiplin mental relevan apabila diterapkan dalam system pembelajaran, karena criteria belajar bagi siswa adalah adanya perubahan perilaku pada diri individu, perubahan perilaku yang terjadi hasil dari pengalaman dan perubahan tersebut relative menetap (Suciati, 2005:13). Berdasarkan criteria tersebut tentu saja teori belajar disiplin mental dapat diterapkan sebagai media untuk menambah pengetahuan unuk perubahan perilaku individu secara menetap dan berdasarkan hasil pengalaman dalam proses belajar mengajar.


C. Implementasi melalui Ilustrasi dan Simulasi dalam Pembelajaran

Implementasi teori disiplin mental dalam pembelajaran, khususnya dalam Ilmu Pengetahuan Sosial dilaksanakan dengan cara merancang materi-materi pembelajaran sceara bertahap, kemudian memberikan materi-materi kepada anak dan memberikan evaluasi berbasis disiplin mental.
Disiplin mental yang sebenarnya disebut juga dengan disiplin formal yang selalu tampak dalam hamper semua aspek pembelajaran manusia. Artinya, ketika manusia melakukan belajar, ia selalu mengalami pelatihan seara disiplin, baik internal maupun eksternal. Contoh dalam tataran praktis keseharian. Olahragawan terkemuka biasanya hasil latihan yang disiplin.tidak ada orang yang tiba-tiba menjadi ahli dalam bidang tertentu. Ilmuwan terkemuka juga merupakan hasil kerja belajar secara disiplin. Tidak ada orang yang tiba-tiba menjadi ahli dalam bidang tertentu.

Penerapan secara nyata dalam proses belajar mengajar yang berhubungan dengan disiplin mental dalamsetiap mata pelajaran (misalnya pembelajaran tingkat SMP) sebagai berikut:
  1. Pembelajaran Ekonomi Guru memberikan materi pembelajaran tentang sistem perilaku ekonomi dan kesejahteraan denganmemberikan pengertian tentang sistem berekonomi, ketergantungan, sesialisasi dan pemberian kerja,perkoperasian, kewirausahaan, dan pengelolaan keuangan perusahaan. Materi-materi tersebut dapatdisampaikan siswa dengan menerangkan atau mengunakan buku dan diakhir pembelajaran siswamengerjakan LKS sebagai tes hasil evaluasi.
  2. Pembelajaran SejarahGuru dapat menggunakan gambar dan media lain dengan memberikan materi tentang dasar-dasar ilmusejarah, fakta, peristiwa dan proses sejarah. Siswa diakhir pembelajaran diminta untuk menerangkankembali tentang pembelajan tersebut agar lebih memperdalam materi pembelajaran bagi siswa lainnya.
  3. Pembelajaran GeografiGuru dapat menggunakan peta dan diskusi tentang materi sistem informasi geografi, interaksi gejala fisikdan sosial, struktur internal suatu temat, interaksi keruangan dan persepsi lingkungan dan kewilayahan.Guru dapat memberikan tugas dengan mempelajari materi lain untuk memerdalam materi.
  4. Pembelajaran PKnGuru dapat mengunakan strategi belajar kelompok, untuk membahas tentang persatuan bangsa, nilai dannorma, hak asasi mausia, kebutuhan hidup, kekuasaan dan politik, masyarakat demokratis, Pancasila dakonstitusi negara serta globalisasi. Guru kemudian dapat bertanya kepada siswa satu persatu untukmenjawab pertanyaa dari guru untuk mengukur kedalaman pemahama materi.

Teori disiplin mental juga dapat dilaksanakan dengan menggunakan pembelajaran dengan strategieksositori. Model pengajaran ekspositori merupakan kegiatan yang terpusat pada guru. Guru aktif membeerikan penjelasan atau informasi tererinci tentang bahan pengajaran. Tujuan utama pengajaranekspositori adalah memindahkan pengetahuan, ketrampila dan ilai-nilai kepada siswa. Hal yang esensialpada bahan pengajaran harus dijelaskan kepada siswa (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 172)

Teori disiplin mental apabila diimplementasikan dampak positifnya menjadikan siswa semakin hari-semakinmeningkat kemampuannya dalam menguasai materi dan ketrampilan. Siswa menjadi disiplin untukmempelajari materi pembelajaran setahap-demi setahap, dan semakin lama akan semakin banyak. Dampaknegatif dari penerapan disiplin mental apabila dilaksanakan secara dominan dan tidak memperhatikanfaktor-faktor psikologi akan menjadi siswa menjadi tegang, dan proses belajar mengajar tidak bervariatif.Segi kognitif siswa yang kadang-kadang tidak cocok dengan metode pembelajaran berbasis disiplin mental menjadi terbebani dengan pembelajaran tersebut

KONSEP DASAR TEORI, BELAJAR DAN TEORI BELAJAR


A. Pengertian Teori Menurut Pendapat Para Ahli

1.      Pengertian Teori
Teori merupakan kumpulan prinsip-prinsip (principles) yang disusun secara sistematis. Prinsip tersebut berusaha menjelaskan hubungan-hubungan antara fenomena-fenomena yang ada. Setiap teori akan mengembangkan konsep-konsep yang digunakan sebagai simbol fenomena tertentu.
Secara umum, teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan diantara konsep-konsep tersebut yang membantu kita memahami sebuah fenomena. Sehingga bisa dikatakan bahwa suatu teori adalah suatu kerangka kerja konseptual untuk mengatur pengetahuan dan menyediakan suatu cetak biru untuk melakukan beberapa tindakan selanjutnya.
2.      Pengertian teori menurut beberapa ahli:

a.       Jonathan H. Turner
Teori adalah sebuah proses mengembangkan ide-ide yang membantu kita menjelaskan bagaimana dan mengapa suatu peristiwa terjadi.
b.      Little John & Karen Foss
Teori merupaka sebuah sistem konsep yang abstrak dan hubungan-hubungan konsep tersebut yang membantu kita untuk memahami sebuah fenomena.
c.       Kerlinger
Teori adalah konsep-konsep yang berhubungan satu sama lainnya yang mengandung suatu pandangan sistematis dari suatu fenomena.
d.      Nazir
Teori adalah pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa atau kejadian.
e.       Stevens
Teori adalah suatu pernyataan yang isinya menyebabkan atau mengkarakteristikkan beberapa fenomena
f.       Fawcett
Teori adalah suatu deskripsi fenomena tertentu, suatu penjelasan tentang hubungan antar fenomena atau ramalan tentang sebab akibat satu fenomena pada fenomena yang lain.
g.      Travers
Teori terdiri dar generalisasi yang dimaksudkan untuk menjelaskan dan memprediksi sebuah fenomena.

h.      Emory – Cooper
Teori merupakan suatu kumpulan konsep, definisi, proposisi, dan variable yang berkaitan satu sama lain secara sistematis dan telah digeneralisasikan , sehingga dapat menjelaskan dan memprediksi suatu fenomena (fakta-fakta) tertentu.
i.        Calvin S. Hall & Gardner LIinzey
Teori adalah hipotesis (dugaan sementara) yang belum terbukti atau spekulasi tentang kenyataan yang belum diketahui secara pasti.
j.        King
Teori adalah sekumpulan konsep yang ketika dijelaskan memiliki hubungan dan dapat diamati dalam dunia nyata.
k.      Manning
Teori adalah seperangkat asumsi dan kesimpulan logis yang mengaitkan seperangkat variabel satu sama lain. Teori akan menghasilkan ramalan-ramalan yang dapat dibandingkan dengan pola-pola yang diamati.
Teori dapat digunakan untuk memberikan gambaran sebuah peristiwa, menjelaskan fenomena yang terjadi dalam masyarakat maupun dalam lingkup ilmu pengetahuan. Secara umum ada beberapa manfaat teori, yaitu untuk menjelaskan, meramalkan, dan menguasai fenomena tertentu (misalnya, benda-benda mati, kejadian-kejadian di alam, atau tingkah laku hewan).


B. Pengertian Belajar, Ciri-Ciri Belajar dan Prinsip Belajar

1.      Pengertian Belajar
Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain.
Pengertian belajar menurut kamus bahasa Indonesia, Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.

2.      Beberapa pengertian belajar menurut para ahli:

a.       Witherington
Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan.
b.      Hilgard
Belajar adalah proses dimana suatu perilaku muncul perilaku muncul atau berubah karena adanya respons terhadap sesuatu situasi
c.       Di Vesta dan Thompson
            Belajar adalah perubahan perilaku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman.
d.      Gage & Berliner
             Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang yang muncul karena pengalaman
e.       James O. Whittaker
Belajar adalah Proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
f.       Winkel
Belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap.
g.      Cronchbach
Belajar adalah suatu aktifitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
h.      Howard L. Kingskey
Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.
i.        R. Gagne
Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku
j.        Herbart (swiss)
Belajar adalah suatu proses pengisian jiwa dengan pengetahuan dan pengalamn yang sebanyak-banyaknya dengan melalui hafaln
k.      Lester D. Crow and Alice Crow
Belajar adalah upaya-upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap.
l.        Drs. Slameto
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu  itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya.
m.    Ngalim Purwanto
Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku, yang terjadi sebagi hasil dari suatu latihan atau pengalaman.
n.      Moh. Surya
Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.
o.      Thursan Hakim
Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan.
p.      M. Sobry Sutikno
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya. Jika di dalam proses belajar tidak mendapatkan peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat dikatakan bahwa orang tersebut mengalami kegagalan di dalam proses belajar.
3.      Ciri-ciri Belajar
  1.  Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkahlaku (change behavior). Ini berarti bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari tingkahlaku yaitu adanya perubahan tingkahlaku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil, dan lain sebagainya. Tanpa pengamatan dari tingkahlaku hasil belajar kita tidak dapat mengetahui ada tidaknya hasil belajar. Karena perubahan hasil belajar hendaknya dinyatakan dalam bentuk yang dapat diamati.
  2. Perubahan perilaku relative permanent, ini diartikan bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-berubah, akan tetapi dilain pihak tingkahlaku tersebut tidak akan terpancang seumur hidup.
  3. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan prilaku tersebut bersifat potensial.
  4. Perubahan tingkahlaku merupakan hasil latihan atau pengalaman.
  5. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang memperkuat memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku. 
        Berdasarkan ciri-ciri yang disebutkan di atas, maka proses mengajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa tetapi suatu kegiatan yang memungkinkan siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya dan menggunakn pengetahuan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu gurusangat dibutuhkan untuk membantu belajar siswa sebagai perwujudan perannyasebagai mediator dan fasilitator.

4.      Prinsip-prinsip Belajar
Didalam tugasnya melaksanakan proses belajar mengajar, seorang guru perlu mengingat beberapa prinsip-prinsip belajar sebagaimana yang disebutkan (Davis 1971 dalam Soekmtao dan Winataputra,1997) sebagai berikut;
  1. Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar bukan oang lain. Untuk itu siswalah yang harus bertindak aktif.
  2. Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya
  3. Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat peguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar.
  4. Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih berarti.
  5. Siswa akan lebih meningkat motivasinya untuk belajar apabila ia diberi tanggungjawab serta kepercayaan penuh atas belajarnya.